WISATA

BESARNYA LABA SUVENIR PRIMITIF DARI NGAWI

Ngawi, Sorot News - Jika Anda melewati rangkaian jalan berkelok yang menghubungkan Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, ke Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, pasti akan berjajar para perajin-perajin kayu.  

Salah satunya adalah Galeri Jati Aji. Galeri ini memproduksi suvenir primitif. Suvenir primitif? "Ya saya menyebutnya suvenir primitif. Bukan saja karena bentuknya patung-patung hewan langka, tapi karena pembuatannya dari serpihan-serpihan kayu yang tak dipakai, yang sudah sebenarnya sudah dibuang, " ujar Miyadi, pemilik galeri tersebut. 

Suvenir primitif karya Galeri Jati Aji ini beragam rupa, mulai dari bentuk burung merak, macan, hingga komodo. Selain itu, ada model-model petani dalam berbagai pose. "Pengerjaannya tak rumit karena kami sudah terlatih. Biasanya sekitar empat hari. Harganya bervariasi mulai Rp300.000 sampai Rp2 juta, bergantung kerumitannya," jelasnya. 

Dari bisnis suvenir primitif ini, galeri milik Miyadi terus berkembang. Tak hanya memproduksi kerajinan-kerajinan "primitif", Miyadi juga menghasilkan gembol ukir dan bubut alam. Gembol ukir dibuat dari akar kayu jati. 

Harga gembol ukir lebih mahal, bisa mencapai Rp3 juta untuk yang berukuran besar. Biasanya dibuat untuk meja maupun kursi di rumah maupun kafe. "Pembeli kami mayoritas dari luar kota, seperti Jakarta dan Bali. Kami menyewa truk untuk mengirim barang," ujar Miyadi. 

Saat ini galeri milik Miyadi sudah mempunyai lima pekerja. Jika order banyak, akan ada tambahan pekerja musiman. "Tambahannya bisa empat atau lima atau bahkan lebih, tergantung pesanan," ceritanya. 

Berapa marjin dari bisnis ini? "Lumayanlah. Kalau untuk suvenir, cukup besar karena bahan bakunya kan mudah. Bahkan sebagian besar gratis, karena dari kayu-kayu serpihan yang sudah tak dipakai. Kalau bicara besarnya, ya cukuplah," ujarnya merendah. Dalam sebulan, galeri yang menempati ruangan sekitar lima kali enam meter ini meraup omset sekitar Rp15 juta. Galeri Jati Aji ini beralamat di Jalan Raya Ngawi- Solo Kilometer 16, Banjarrejo, Ngawi, Jawa Timur. (KB/MS) 


----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
 

POTENSI BISNIS DAERAH PONOROGO


Ponorogo, Sorot News - Salah satu daerah di Jawa Timur yang memiliki sumber daya alam melimpah adalah Kabupaten Ponorogo. Selain dikenal hingga mancanegara karena kesenian Reognya, Kabupaten Ponorogo memiliki beberapa potensi daerah yang prospek bisnisnya cukup bagus. 

Berbatasan langsung dengan Kabupaten Madiun, Magetan dan Nganjuk di sebelah utara, Kabupaten Tulungagung dan Trenggalek di sebelah Timur, Kabupaten Pacitan di selatannya, serta Kabupaten Wonogiri (Jawa Tengah) di sebelah baratnya, membuat Kabupaten Ponorogo terbagi menjadi dua kawasan yang berbeda yaitu perbukitan di daerah utara dan dataran rendah di kawasan selatan.

Kondisi inilah yang membuat daerah Ponorogo memiliki berbagai potensi bisnis yang memberikan kebanggaan besar bagi warganya, serta menawarkan berbagai peluang usaha menjanjikan yang saat ini dijadikan sebagai mata pencaharian utama masyarakat di daerah tersebut.

 Berikut ini beberapa potensi bisnis yang dapat ditemukan di Kabupaten Ponorogo

Potensi wisata alam
Salah satu objek wisata unggulan yang ada di daerah Kabupaten Ponorogo yaitu wisata alam air terjun Pletuk yang berlokasi di Dusun Kranggan, Jurug Kecamatan Sooko, Kabupaten Ponorogo. Wisata alam yang berada pada ketinggian 400 mdpl ini menawarkan panorama air terjun alami yang mengalir dari Gunung Wilis kepada para pengunjungnya. Tidak hanya itu, di objek wisata Pletuk juga terdapat arena outbond serta agrowisata buah naga merah. Sehingga pengunjung selalu betah untuk berlama-lama tamasya di agrowisata ini.
Wisata alam lainnya yang cukup potensial adalah Telaga Ngebel. Terletak di Desa Wewengkon, Kecamatan Ngebel, Kabupaten Ponorogo dengan ketinggian 734 mdpl, wisata alam ini menampilkan pemandangan bukit berbaris dan panorama alami dari telaga Ngebel yang di kelilingi gunung Wilis. Keindahan pemandangan yang ditawarkannya, membuat wisatawan dari berbagai kalangan tidak pernah bosan untuk berkunjung ke objek wisata tersebut.
Potensi bisnis di bidang makanan
     Selain wisata alam yang mempesona, Kabupaten Ponorogo juga memiliki dua daerah potensial yang menjadi sentra bisnis roti. Yaitu di Kecamatan Brotonegaran dan Kepatihan, serta di Kecamatan Sambit, Kabupaten Ponorogo. Di kedua kecamatan tersebut, hampir semua warganya berprofesi sebagai produsen roti. Dari mulai roti tawar, roti manis, kue bolu, donat, serta jenis kue lainnya yang dipasarkan di daerah Ponorogo dan beberapa daerah disekitarnya. Tak heran jika dua kecamatan ini sudah dikenal masyarakat luas sebagai sentranya produsen roti.
Potensi bisnis kerajinan kulit
     Di bidang kerajinan, Ponorogo juga memiliki sentra kerajinan kulit yang sudah dibangun sejak tahun 1980. Bisnis kerajinan tersebut berada di desa Nambangrejo, Kecamatan Sukorejo, Ponorogo. Dan seperti halnya yang terjadi di daerah sentra roti, sebagian besar masyarakat di desa Nambangrejo juga menekuni bisnis kerajinan kulit untuk mencukupi kebutuhan hidup mereka sehari-hari. Berbekal kulit domba dan kulit sapi, para pengrajin berhasil memproduksi beraneka macam kerajinan kulit yang memiliki nilai jual cukup tinggi. Antara lain seperti ikat pinggang, aneka macam dompet, jaket, dan produk lainnya yang kini sudah menjangkau pasar di luar daerah Ponorogo.
Potensi agibisnis
     Mengingat sebagian dari wilayah Ponorogo adalah kawasan pegunungan, maka tidaklah heran bila potensi agribisnis yang dimiliki daerah tersebut cukup tinggi. Bahkan potensi di bidang ini telah berhasil memberikan kontribusi cukup besar bagi pendapatan daerah. Beberapa produk unggulan yang dihasilkan dari pertanian di Ponorogo antara lain cabai, yang berpusat di Kecamatan Slahung dan Balong, Kabupaten Ponorogo. Serta budidaya buah naga merah yang berlokasi di Desa Jurug, Kecamatan Sooko, Kabupaten Ponorogo (di sekitar objek wisata air terjun Pletuk).

Potensi berbagai produk unggulan dari tanah liat
Beberapa produk unggulan yang terbuat dari tanah liat seperti genteng, bata merah, serta gerabah, menjadi salah satu potensi bisnis yang sangat menguntungkan bagi masyarakat di Desa Gombang, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo. Memanfaatkan potensi tanah liat yang diambil langsung dari alam, para pengrajin mencoba memenuhi permintaan pasar yang semakin modern dengan menawarkan kualitas yang terbaik. Jadi, meskipun semua produk dibuat secara manual, namun kualitasnya tidak kalah bersaing dengan produk cetakan mesin. Hal inilah yang membuat produk unggulan dari tanah liat berhasil menembus pasar di Jawa Tengah, Jawa Timur hingga sebagian wilayah di Jakarta.
Semoga berbagai informasi Potensi Bisnis Daerah Ponorogo yang kita bahas bersama, dapat memberikan inspirasi bisnis bagi masyarakat di daerah lain untuk mulai memanfaatkan segala potensi alam yang ada dimasing-masing daerah sebagai peluang usaha yang cukup menjanjikan. Selamat mencoba dan salam sukses.(Dedy/ Dari berbagai sumber)

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

TMR Dipadati Pengunjung

Jakarta, Sorot News - Kawasan Taman Margasatwa Ragunan (TMR) tampaknya masih menjadi primadona bagi para pengunjung yang hendak memanfaatkan liburannya bersama keluarga. Terbukti, pada hari libur kawasan wisata yang terletak di wilayah Jakarta Selatan ini dibanjiri pengunjung dari berbagai daerah. Bahkan, kawasan parkir TMR pun saat ini tidak lagi mampu menampung jumlah kendaraan yang terus mendatangi kawasan wisata tersebut. 
 Untuk mengatasinya, pengelola TMR akhir membolehkan kendaraan roda empat untuk parker di dalam areal TMR. Dalam pantauan Metro One, TMR dipadati pengunjung, dan masalah parkir banyak rombongan yang menggunakan bus-bus besar. Jadi, untuk mobil kecil diperbolehkan untuk parkir di dalam. 

Untuk menghibur para pengunjung dan memeriahkan suasana TMR, pihak pengelola menyuguhkan pertunjukan satwa seperti burung kakak tua bermain kata, beruk mengendarai sepeda, beruang pandai berjoget, dan linsang mengerek bendera. Selain itu, kereta, delman, gajah tunggang, kuda tunggang, dan unta tunggang juga tersedia. Sedangkan pusat primate Schmutzer juga menjadi salah satu wahana yang banyak menarik perhatian pengunjung.
  
Meski, kawasan TMR dipadati pengunjung, namun hal itu tidak berdampak pada kemacetan arus lalu lintas di luar TMR. Sejumlah bus Transjakarta juga terlihat dapat berhenti di Halte Ragunan atau tepat di depan pintu utara TMR.(Dedy Rahman)

 ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------


 EKSOTISME CURUG CIGAMEA BOGOR

Bogor, Sorot News - Curug Cigamea terletak di kawasan Gunung Salak Endah tepatnya di Kampung Loka Purna Desa Gunung Sari  Kecamatan Pamijahan. Curug ini berada di Kawasan Wisata Gunung Salak Endah (GSE) di kaki Gunung Salak di bawah naungan TNGHS (Taman Nasional Gunung Halimun Salak).  
Curug Cigamea terdiri dari dua buah air terjun utama dengan karakter yang berbeda. Air terjun pertama yang lebih dekat dengan jalan masuk, berupa air terjun dengan tebing curam menyerupai dinding dan didominasi bebatuan warna hitam. Tipe air yang jatuh lebih bersifat percikan air yang langsung melimpah jatuh dari atas cukup deras meskipun nampak jelas tidak sederas/sebesar air terjun kedua. Letaknya yang terbuka, memungkinkan pengunjung untuk berada disisi kiri dan kanan dari air terjun.
Air terjun kedua berjarak kurang lebih 30 meter dari air terjun pertama dan berada dicelah tebing. Bebatuan tebing berwarna hitam berpadu dengan corak garis warna coklat kemerah-merahan nampak terlihat jelas dan memberi nuansa sendiri saat melihatnya. Air yang mengalir lebih mirip dengan aliran sungai dengan ukuran lebar yang semakin kebawah semakin melebar dan debit air yang cukup tinggi. 

Sepintas bila dilihat dari bawah, sumber air yang berada di atas air terjun kedua ini berada sedikit dibawah air terjun pertama, padahal sebenarnya tidak. Dari hasil pengamatan mulai dari masuk lokasi ini, terlihat jelas bahwa air terjun kedua ini memiliki ketinggian yang lebih tinggi dari air terjun pertama, namun karena tertutup oleh rimbunnya pepohonan dan adanya bagian tanah yang sedikit menjorok kemuka, praktis bagian atasnya tidak bisa dilihat saat berada dibawah lokasi. 

Fasilitas

        Untuk memasuki areal wisata di pos jaga Wana Wisata Gunung Bunder dikenakan tiket Rp7.000,-/orang, kemudian untuk memasuki kawasan wisata curug cigamea dikenakan tiket Rp 4.000;/orang.
       Fasilitas yang tersedia di obyek wisata ini diantaranya adalah sarana parkir, warung, toilet, dan musholla. Sekedar untuk menguji adrenalin sudah di sediakan FLY FOX di wisata curug cigamea ini dengan tarif Rp 20.000;/orang.  
(Dedy Rahman)


----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

 JEMBATAN KOTA INTAN 


Nama Bangunan :
Jembatan Gantung Kota Intan
Nama Bangunan Lama :
Ophalsbrug Juliana /Grote Boom/ Het Middle puntbrug/Hoender Pasarbrug
Alamat :
Jl. Nelayan Barat / Jl. Tiang Bendera
Kel. Roa Malaka Kec. Tambora Jakarta Barat
Jakarta 11230
Pemilik :
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
Keterangan :
 
  
Dibangun pada tahun 1630, jembatan ini merupakan jembatan gantung tertua di Jakarta. Pembangunannya pada tahun 1937 (sebelum perang) atas usaha beberapa orang swasta yang tergabung dalam Stichting Oud Batavia. Mereka berhasil mengumpulkan dana untuk memperbaiki jembatan yang separuhnya sudah tenggelam, sedangkan Balaikota pada saat itu sudah mempunyai rencana untuk menghancurkannya. Jembatan ini diberi nama Ophaalbrug yang artinya Jembatan Gantung  yang bisa diangkat dan diturunkan bila ada kapal yang melintas seperti terdapat di Amsterdam.  

Jembatan tersebut semula (1630) bernama Jembatan Pasar Ayam (Hoender Pasarbrug) atau Jembatan Pohon Besar (Grote Boom). Jembatan dalam bentuk yang permanen dibuat pada tahun 1655 dengan nama Jembatan Pusat (Het Middle Puntbrug). Pada bulan Juni 2000 jembatan ini dipugar oleh Pemerintah Daerah DKI Jakarta c.q. Dinas Museum dan Pemugaran Provinsi DKI Jakarta, sesuai bentuk bangunan aslinya.
Arsitektur : Bergaya Eropa (Tradisional Belanda).
Golongan : A
Sumber : Dinas Pariwisata Dan kebudayaan Provinsi DKI Jakarta.