Lulusan Paket C Masih Terganjal untuk Kuliah
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kasudin Dikmen Jangan Menutup Mata
Banjir Melanda SMPN 186 Jakarta Barat
Jakarta, Sorot News -- Anak-anak sekolah rumah (homeschooling)
yang memegang ijazah Paket C (setara SMA) masih ada yang mengalami
kesulitan untuk melanjutkan kuliah. Penyebabnya karena pemegang ijazah
Paket C diragukan kualitasnya.
Wakil Ketua Umum Asosiasi Sekolah
Rumah dan Pendidikan Alternatif (Asah Pena) Budi Trikorayanto
menyayangkan perlakuan diskriminatif dari beberapa perguruan tinggi
terhadap pemegang ijazah Paket C. "Anak-anak homeschooling itu umumnya anak usia sekolah, bukan yang gagal ujian nasional di SMA lalu ikut Paket C. Tetapi perlakuan terhadap anak-anak homeschooling pemegang ijazah Paket C masih diskriminatif," kata Budi, Selasa (19/6/2012) di Jakarta.
Menurut
Budi, di dalam ijazah Paket C telah jelas tertulis bahwa kedudukannya
setara dengan ijazah SMA sederajat sekolah formal. Standar kelulusan
peserta ujian nasional pendidikan kesetaraan (UNPK) A (setara SD), B
(setara SMP), dan C (setara SMA) sama seperti standar kelulusan di
sekolah formal.
Asah Pena meminta Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan untuk bisa terus menyosialisasikan kesetaraan ijazah paket
dengan ijazah sekolah formal.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kasudin Dikmen Jangan Menutup Mata
Banjir Melanda SMPN 186 Jakarta Barat
Jakarta, Sorot News - Pemerintah memiliki tanggung jawab penuh
untuk menciptakan generasi yang memiliki daya saing yang kuat, oleh karena itu
salah satu faktor terpenting dalam menciptakan generasi bangsa yang cerdas
adalah pendidikan, untuk merealisasikannya membutuhkan pemimpin yang memiliki
dedikasi tinggi terhadap bidang pendidikan.
Hal tersebut sudah
dilakukan dengan baik oleh Kepala Sekolah SMPN 186 Jakarta, Jakarta Jl. Peta Barat, Kalideres yaitu, Drs.H.
Mahyudi, dengan menjalankan petunjuk teknis penggunaan BOS dan BOP
yang tercantum dalam Permen No. 51 Tahun 2011, selain itu Kepala Sekolah
SMPN 186 Jakarta berusaha meningkatkan mutu pendidikan tanpa intervensi orang
tua siswa atau pemerintah yaitu melaksanakan kegiatan pendalaman materi dan try
out yang dilaksanakan di sekolah secara gratis, diharapkan siswa-siswi SMPN 186
Jakarta lulus dengan nilai yang lebih baik. Hal ini dilakukan bersama-sama
dengan satuan pendidik dan antusias orang tua siswa yang sangat mendukung.
Namun permasalahan yang sedang dihadapi saat ini
adalah mengenai masalah banjir, permasalahan ini sangat mengganggu kegiatan
belajar mengajar (KBM) di SMPN 186 Jakarta, sehingga diperlukan perhatian
khusus dari pihak pemerintah dan masyarakat dalam penyelesaian banjir
yang tidak pernah selesai, melihat kondisi sekolah dari infrastruktur SMPN 186
Jakarta memang pantas mendapatkan rehab total guna kenyamanan kegiatan proses
belajar mengajar dan sekaligus meningkatkan kwalitas mutu pendidikan,namun hal
ini tidak akan berjalan kalau tidak ada dukungan dari masyarakat dan pemerintah
yang peduli terhadap dunia pendidikan, memang memajukan dunia pendidikan ini
tidak mudah seperti membalikan telapak tangan, apalagi masalah sarana yang di
gunakan untuk kegiatan proses belajar mengajar hal ini perlu adanya interfensi
dari pemerintah dan lapisan masyarakat yang peduli terhadap dunia pendidikan.(Luky)
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sekolah Perikanan Diperbanyak
Jakarta, Sorot News - Untuk menjadi negara kepulauan
yang kuat dan mandiri, dibutuhkan lima pilar utama, yakni kultur
kelautan dan sumber daya manusia, ekonomi kelautan, tata kelola laut,
keamanan dan ketahanan, serta lingkungan.
Wakil Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan bidang Pendidikan Musliar Kasim mengemukakan,
ketersediaan sekolah menengah kelautan dan perikanan hingga kini masih
sangat minim. Jumlah sekolah menengah kejuruan kelautan dan perikanan
hanya 314 unit.
"Jumlah sekolah itu tidak cukup jika dibandingkan
potensi kelautan yang ada," ujarnya.
Ia menambahkan, upaya
mendorong pendidikan kelautan dan pendidikan dilakukan dengan menambah
daya tampung ruang kelas baru dan unit sekolah baru.
Biaya
pembangunan gedung dan peralatan akademik akan disediakan oleh
pemerintah pusat. "Kami akan perkenalkan SMK kelautan. Untuk membuat
unit sekolah baru, syaratnya tanah disediakan oleh pemda setempat," ujar
Musliar, kepada pers di Jakarta, Jumat (8/6/2012).
Setiap tahun,
pihaknya terus menambah sekolah baru, yakni rata-rata 80 sekolah per
tahun. Pihaknya menargetkan jumlah sekolah menengah kejuruan (SMK) akan
lebih banyak daripada sekolah menengah atas (SMA).
Tahun 2015,
komposisi SMK berbanding SMA ditargetkan 60:40. Adapun SMK Kelautan
yang sudah dibangun akan ditingkatkan fasilitasnya melalui pembangunan
laboratorium bersama sebanyak satu unit di setiap provinsi.
"Tahun
ini, pembangunan laboratorium dimulai. Permintaan dari daerah sudah
banyak, tetapi sedang dikaji," ujarnya.
Ia menambahkan, sekolah
kelautan dan perikanan dibutuhkan untuk membangun masyarakat pesisir.
Masyarakat pesisir yang didominasi anak nelayan harus diberi kesempatan
untuk mengenyam pendidikan sampai tingkat perguruan tinggi. "Tidak
mungkin pesisir maju k alau anak pesisir gak terdidik," katanya.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
SMK Angkasa 1 Tangerang
Demikian diungkapkan Kepala Sekolah SMK Angkasa 1, Drs. Adang Sudrajat,M.Pd , . Menurut Adang “perlu diberikannya motivasi ataupun masukan-masukan secara moril kepada generasi Siswa yang bersifat membangun”. “Padahal setelah meninggalkan bangku sekolah mereka dituntut untuk lebih berkreatif didalam masyarakat, apalagi untuk mereka yang langsung terjun ke dunia lapangan pekerjaan.” kata Adang Sudradjat.
Lebih lanjut dikatakan, salah satu kebijakan sekolah dalam mengasah potensi anak didiknya diberikan berbagai macam kegiatan ekstrakulikuler, seperti Rohis, Pramuka, PMR, dan Komputer. Yang mana program tersebut sudah berjalan di SMK Angkasa 1.
Lebih lanjut dikatakan, salah satu kebijakan sekolah dalam mengasah potensi anak didiknya diberikan berbagai macam kegiatan ekstrakulikuler, seperti Rohis, Pramuka, PMR, dan Komputer. Yang mana program tersebut sudah berjalan di SMK Angkasa 1.
Rohis salah satunya, ekstrakulikuler ini sangat berperan penting dalam membina dan membentuk akhlak serta bagaimana cara pandang dari sudut agama.Sehingga anak didik bisa memilah mana yang baik dan mana yang buruk. Sehingga terciptanya karakter anak didik yang berakhlak mulia.
Kemudian ekstrakulikuler yang bersifat sosial. Diberikannya kegiatan Pramuka dan PMR,yang mana kegiatan ini dapat bermanfaat untuk anak didiknya dalam bermasyarakat.
Dalam hal tekhnologi diberikannya ekstrakulikuler mengenal Komputer. Anak didik diwajibkan untuk mengenal dan menggunakan Komputer,karena untuk masa sekarang ini para siswa dituntut untuk dapat beradaptasi oleh kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Tehknologi (Iptek). (Dedy Rahman)